
Berkati Ibu Penjual Rosario Rawat Ibu dan Anaknya
terkumpul dari target Rp 85.000.000
Bu Ani Suharyati (46) menjalani hidup sebagai orang tua tunggal sejak ditinggal suaminya 13 tahun tahun yang lalu, ia tidak punya siapa pun lagi untuk berbagi beban. Setiap hari ia menjadi tulang punggung satu-satunya sekaligus perawat bagi dua orang yang sangat ia cintai.

Veni anaknya yang berusia 13 tahun menderita cerebral palsy, epilepsy dan autis, tubuh kecil itu kaku, langkahnya sulit diatur dan ia belum mampu berbicara ketika kambuh ia sering mengamuk tak terkendali.
Di sisi lain sang Ibu Anasthasia (61) hanya mampu terbaring lemas hampir sepanjang hari. Kanker payudara yang menggerogoti tubuhnya membuatnya sering menggeliat menahan sakit. Dokter pernah menyarankan operasi pengangkatan, tetapi biaya yang tidak pernah terkumpul membuat semua itu hanya jadi anjuran yang tersimpan di sudut pikiran.

Hampir setiap hari Bu Ani duduk di samping ranjang ibunya, sembari menjaga dan merawat sang ibu ia pelan-pelan meronce rosario dengan telaten. Dulu masih ada pembeli yang mau disetori tetapi kini sudah tidak ada lagi membuatnya harus berkeliling untuk menjualnya. Dengan langkah sabar ia berjalan berkilo-kilo meter sambil menggandeng Veni, “kalau veni saya tinggal dirumah gak ada yang jaga, takutnya kalau nanti kambuh gak ada yang ngasih obatnya” Ucapnya lirih. Bu Ani menjual rosario seharga lima belas ribu jumlah kecil untuk kebutuhan sebesar hidup mereka.

Imannya mungkin tidak berteriak, tetapi ia tetap berdiri dalam diam, dalam letih, dalam doa yang sama. Namun Bu Ani tetap percaya bahwa Tuhan masih melihatnya bahkan di hari-hari yang paling gelap.
Berkati Ibu Penjual Rosario Rawat Ibu dan Anaknya
terkumpul dari target Rp 85.000.000
