Hidup Aqila tidaklah seperti anak-anak lainnya. Sejak usia 3 tahun, takdir pahit harus ditelan Aqila yang divonis Kanker Saraf. Seharusnya ia menikmati masa bermainnya, namun masa kecilnya justru banyak dihabiskan di bangsal rumah sakit. Senyumnya seringkali direnggut rintih kesakitan. Ayahnya yang hanya kerja jadi tukang cilok keliling tak punya biaya untuk penuhi kebutuhan Aqila….

“Aqila, ayah janji akan selalu bejuang supaya kamu bisa sembuh dari kanker saraf… Ayah akan terus ikhtiar untuk pengobatan terbaik Aqila… Yang kuat yaa nak, jangan tinggalin ayah sama ibu yaa..” –Ayah Aqila.

Ayah Aqila, Pak Ali, hanyalah seorang tukang cilok keliling yang berjualan dari pagi hingga malam, sedangkan ibunya merawat Aqila di rumah. Penghasilan Pak Ali yang hanya Rp100.000 per hari jelas tak cukup untuk biaya pengobatan Aqila, terlebih saat ini tabungan mereka sudah habis. Namun Pak Ali tak pantang menyerah ia terus berusaha agar bisa selalu bawa Aqila berobat.

“Bohong kalau saya gak cape, tapi saya gak mau berhenti berjuang untuk selamatin anak saya. Yang penting bisa dapat uang supaya Aqila bisa terus berobat karena kalau terhenti, nyawanya dalam bahaya…”

Semua berawal dari pucat, lemas, dan mengeluh pusing. Dari klinik Aqila dirujuk ke RS untuk melakukan cek darah dan ternyata HBnya hanya 2. Selama 7 hari, Aqila menjalani perawatan dan melakukan transfusi darah. Tiga minggu berlalu Aqila mengalami penurunan kondisi, ia mengalami demam dan muntah-muntah.

Kian hari, kondisinya terus menurun. Aqila harus jalani serangkaian pemeriksaan seperti USG, BMP, Ct-Scan kepala dan perut. Tegak sudah diagnosa pada Aqila, adanya tumor di atas ginjal dan sudah menyebar ke kepala dan tulang sumsum belakang.

“Aqila sudah stadium 4 kak, sedih rasanya melihat Aqila meringis kesakitan menahan sakitnya”-Ibu Aqila.

Kemoterapi rutin dan operasi harus dilakukan Aqila. Susu khusus yang harganya mahal harus selalu dikonsumsi karena Aqila juga mengalami gizi buruk. Kebutuhan kebutuhan Aqila yang di luar BPJS dan juga biaya transport untuk berobat mencekik penghasilan Pak Ali sebagai tukang cilok yang tak tentu dan tak seberapa.

Sahabat, jangan biarkan Aqila kehilangan masa kecilnya karena keterbatasan biaya. Setiap donasi yang kamu berikan adalah harapan baru untuk kesembuhan Aqila.