
Lansia 90 Tahun Masih Berjuang Lunasi Tunggakan Sekolah
terkumpul dari target Rp 70.000.000
Sudah satu dekade berlalu sejak kedua cucunya kehilangan orang tua dan menjadi yatim piatu. Sejak saat itu, Emak lah yang menggantikan peran orang tua dan membesarkan mereka seorang diri. “Ibu bapaknya sudah nggak ada sejak mereka masih kecil.”
Mendekati usia seabad, tubuh Mak Minut sudah tak sanggup diajak bekerja seperti dulu. Keinginannya masih besar, tetapi tenaganya tak lagi mendukung.
Ia pernah dikenal sebagai pekerja ladang yang ulet. Namun seiring waktu, orang-orang di kampung mulai merasa was-was untuk meminta bantuannya. Mereka takut Mak Minut kelelahan atau celaka.
Kekhawatiran itu muncul karena sebuah insiden yang pernah terjadi. Saat menapaki jembatan kecil dari papan, Mak kehilangan pijakan dan jatuh akibat permukaannya yang basah. Peristiwa itu membuat warga makin berhati-hati dan tak tega membiarkan Mak Minut kembali bekerja di sawah.
Meski tak lagi bekerja, Mak Minut tetap harus melintasi jembatan rapuh itu setiap hari hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar. Tidak adanya kamar mandi di rumah membuatnya terpaksa berjalan ke area persawahan untuk mencuci, mandi, hingga buang air. Di usianya yang hampir seabad, perjalanan sederhana itu pun menjadi tantangan yang membahayakan.
Yang paling membuat hatinya perih adalah melihat dua cucunya tumbuh tanpa kehadiran orang tua sejak masih belia, sementara dirinya semakin terbatas untuk memberi yang terbaik. Ketika sang cucu meminta ponsel untuk belajar, Mak hanya bisa menunduk—bukan karena tak ingin, tetapi karena untuk sekadar menyediakan makanan, ia sering kali hanya mampu mengolah daun singkong yang ada di sekitar rumah.
Mak Minut sedih karena tidak bisa membahagiakan kedua cucunya. Mak Minut juga sangat ingin ada sebuah televisi di rumah nya agar tidak merasa kesepian.
Teman Kebaikan, bagaimana jika kita bantu Mak Minut beristirahat namun tetap hidup layak di usia senjanya dan bantu kedua cucunya untuk tetap bisa pergi ke sekolah?
Lansia 90 Tahun Masih Berjuang Lunasi Tunggakan Sekolah
terkumpul dari target Rp 70.000.000
