
Mimpi Bapak Anak Terus Sekolah dan Ortu Bisa Lihat Lagi
terkumpul dari target Rp 70.000.000
Halo Teman Baik, hari ini aku mau cerita tentang sosok yang luar biasa yang bernama Pak Saprudin.
Setiap hari, Pak Saprudin banting tulang demi menafkahi keluarganya: istri, anak, dan kedua orang tuanya yang sudah lansia. Istrinya mengalami gangguan berpikir, sering bengong, dan sulit memahami hal-hal sederhana. Sementara ayah dan ibunya sama-sama terkena katarak dan sudah sulit melihat. Ke mana pun mereka pergi, Pak Saprudin harus tuntun sendiri.
Yang bikin haru, anak perempuannya, Annisa, baru bisa masuk sekolah di usia 11 tahun. Itu pun karena akhirnya dapat seragam pemberian tetangga. Jika tak ada yang memberi? Annisa tak akan memulai sekolahnya sampai saat ini.
Saat itu, kami bertemu anaknya yang bernama Annisa, tapi seragam yang digunakan bukan nama Annisa melaikan nama orang lain.
Waktu kami tanya, “Kok seragamnya bukan nama Annisa ya?”
Ibunya jawab, “Iya, Mas.. Ini seragam bekas pemberian orang.”
Ya Allah… hati rasanya nyesek waktu dengar itu. Sepasang seragam sekolah saja, mereka tak mampu beli.
Setiap Sabtu, Pak Saprudin keliling kampung ambil sampah warga. Bayarannya? Kadang cuma 15 ribu, kadang 30 ribu. Itu pun hanya cukup untuk makan sekali.
Makanya, di hari lain, beliau kerja serabutan, nyangkul, bantu panen padi, apapun yang bisa dikerjakan. Hasilnya paling tinggi 50 ribu sehari.
“Tapi saya bersyukur, Mas. Pokoknya saya usahain biar keluarga nggak kelaparan,” ucap beliau.
Baju yang Pak Saprudin pakai juga seringkali beliau dapat dari tumpukan barang yang sudah orang lain buang. Saat pertama ketemu pun, beliau pakai baju olahraga anak sekolah.
Anaknya pun begitu. Waktu kecil, Annisa pernah ingin punya boneka. Tapi karena tak sanggup beli, Pak Saprudin cari boneka di antara tumpukan barang yang sudah orang lain buang.
“Saya nemu boneka hijau, masih bagus. Saya cuci, saya jemur, terus saya kasih ke Annisa,” ucapnya.
Tapi ada lagi yang menyayat, rumah mereka tak punya WC. Kalau mau buang air atau mandi, harus jalan kaki sejauh 400 meter ke selokan.
“Setiap hari saya tuntun bapak sama ibu ke sana, mereka nggak bisa jalan sendiri, nggak kelihatan jalannya,” cerita Pak Saprudin.
Beliau juga cerita, betapa ingin sekali bisa membelikan seragam baru buat Annisa, juga perlengkapan sekolah, dan tentu... boneka baru yang selama ini hanya bisa diimpikan anaknya.
Teman Baik, hidup Pak Saprudin benar-benar penuh perjuangan. Mimpi beliau ingin anaknya terus sekolah dan orang tuanya bisa melihat kembali. Lewat bantuanmu, semoga beliau bisa punya usaha sendiri, bisa memperbaiki rumahnya, dan membahagiakan keluarganya yang selama ini hidup dalam keterbatasan.
Halo #TemanKebaikan !
Lihat dan rasakan kebaikan dari kamu yang #BeneranBerdampak untuk semua di link berikut ini ya:)
https://sajiwafoundation.org/publications/sajiwa-news
Mengapa Sajiwa Foundation?
1. Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
2. Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
3. Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
4. Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
5. Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
https://sajiwafoundation.org/
Jl. Atlas Raya No.21, Babakan Surabaya, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat 40281
02220504715
Hubungi kami jika kamu ingin berkolaborasi lebih lanjut ke nomor resmi ini ya :)
085174166464

Mimpi Bapak Anak Terus Sekolah dan Ortu Bisa Lihat Lagi
terkumpul dari target Rp 70.000.000