
Lumpuh Akibat Kecelakaan! Tetap Berjuang Demi Keluarga
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Hidup Pak Ade berubah total sejak kecelakaan tragis yang dialaminya saat bekerja di proyek bangunan. Saat itu, sebuah batu besar jatuh dan menimpa kedua kakinya. Sejak kejadian itu, Pak Ade mengalami cacat permanen. Kaki kanannya bengkok, sementara kaki kirinya patah dan harus dipasangi pen.
Di kondisi seperti itu, Pak Ade tidak bisa hanya berdiam diri di rumah. Ia masih harus menghidupi cucu dan anaknya yang saat ini sedang berjuang melawan penyakit kista. Segala pekerjaan dilakoninya demi bisa bertahan hidup. Mulai dari berkebun, memulung barang bekas, hingga berjualan pisang keliling. Semua itu dilakukannya sambil menggunakan papan kecil dari kayu dan roda bekas yang ia buat sendiri, sebagai pengganti kaki untuk membantunya bergerak.
"Kalau nggak begini, saya, anak, dan cucu nggak bisa bertahan hidup, Mas. Udah usaha maksimal begini juga kontrakan saya masih nunggak 2 bulan. Apalagi kalau saya nggak kerja," katanya.
Dulu, Pak Ade sempat memiliki rumah. Namun karena persoalan keluarga, beliau memilih untuk mengalah dan pergi dari rumah tersebut.
"Saya nggak mau ribut sama keluarga sendiri, Mas. Lebih baik saya pergi walau kondisi saya seperti ini. Saya masih ingat waktu itu hujan deras, saya keluar sambil dorong barang-barang seadanya. Kalau diingat-ingat, itu masa paling berat dalam hidup saya," ucapnya.
Kini, Pak Ade tinggal mengontrak bersama anak dan cucunya. Biaya kontrakan sebesar 750ribu terasa sangat berat, mengingat penghasilan beliau hanya 5-30ribu rupiah/hari. Tergantung apakah ada yang memintanya untuk membersihkan kebun atau menitipkan menjual pisang.
"Kalau ada yang nyuruh bantu kebun atau nitip jualin pisang, Alhamdulillah bisa dapat 30ribu. Tapi kalau nggak ada, paling cuma lima ribu hasil ngumpulin botol bekas," ujarnya.
Yang paling menyayat, Pak Ade bahkan pernah ditawari untuk mengemis karena kondisi tubuhnya yang mengkhawatirkan. Namun beliau menolaknya dengan tegas.
"Selagi tangan dan badan saya masih bisa bergerak, saya lebih baik usaha sendiri, Mas. InsyaAllah, rezeki itu datang dari mana aja, asal kita mau berjuang," katanya.
Pak Ade adalah sosok pejuang sejati. Meski fisiknya terbatas, semangatnya tidak pernah padam.
#TemanKebaikan, saat ditanya apa harapannya, Pak Ade hanya ingin punya modal untuk usaha kecil di rumah agar tidak perlu lagi keliling mencari botol bekas. Ia juga berharap bisa melunasi tunggakan kontrakan dan membeli seragam sekolah baru untuk cucunya yang sebentar lagi masuk SMP.
Maukah kamu membantu mewujudkan harapan Pak Ade? Sekecil apa pun bantuanmu, sangat berarti untuk kehidupan beliau dan keluarganya.
Halo #TemanKebaikan !
Lihat dan rasakan kebaikan dari kamu yang #BeneranBerdampak untuk semua di link berikut ini ya:)
https://sajiwafoundation.org/publications/sajiwa-news
Mengapa Sajiwa Foundation?
1. Pendampingan yang dilakukan merupakan bentuk Integrasi Kebutuhan Material dan Non Material
2. Memiliki Objektif pendampingan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Bound) yang disusun berdasarkan asesmen kebutuhan penerima manfaat.
3. Dijalankan dengan prinsip pertemanan yang menyenangkan.
4. Sajiwa Foundation terdaftar dan diawasi oleh Kemenkumham, Dinsos Kota Bandung dan Dinsos Jawa Barat.
5. Setiap bulan Sajiwa Foundation melaporkan Aktivitas Program dan Laporan Keuangan bulanan di laman website.
https://sajiwafoundation.org/
Jl. Atlas Raya No.21, Babakan Surabaya, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat 40281
02220504715
Hubungi kami jika kamu ingin berkolaborasi lebih lanjut ke nomor resmi ini ya :)
085174166464

Lumpuh Akibat Kecelakaan! Tetap Berjuang Demi Keluarga
terkumpul dari target Rp 60.000.000