
Kakek Penjual Sangkar Ayam Di Ujung Usia
terkumpul dari target Rp 60.000.000
Di sebuah kota yang ramai, di balik hiruk-pikuk kendaraan dan gedung menjulang, ada sebuah gang sempit yang membawa kita menuju sebuah rumah tua dari bilik bambu. Rumah yang sudah tua renta seperti pemiliknya. Di sanalah Abah Enjang, seorang kakek berusia 83 tahun, menjalani hidupnya penuh kesabaran.

Rumah yang ia tempati itu sudah tidak layak huni. Ketika hujan turun, atapnya bocor. Angin malam dengan mudah menyusup melalui bilik yang rapuh. Namun Abah Enjang tetap bertahan di tempat itu. Meski tubuhnya menua, hatinya masih kuat menyimpan harapan.

Sejak kepergian sang istri tercinta pada tahun 2020, Abah Enjang hidup sebatangkara. Kini ia hanya ditemani sanak saudara terdekat. Tapi meskipun tidak sendiri sepenuhnya, kesunyian tetap menjadi bagian dari hari-harinya.

Untuk menyambung hidup, Abah Enjang membuat sangkar ayam dari bambu. Dengan sepeda tua, ia menyusuri jalanan kota, berharap ada yang membeli hasil kerja kerasnya itu. Harga sangkar ayam tersebut hanya 90 ribu rupiah. Kadang laku, kadang tidak. Dan seberapapun ia berusaha, hasilnya tetap belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Berjualan pun tidak bisa setiap hari. Rasa sakit di kaki yang harus menopang sepeda dan muatan berat itu sering kali membuatnya hanya mampu berjualan 3 hari sekali. Namun walau tubuhnya lelah, ia tak pernah menyerah. Panas terik matahari tidak membuatnya berhenti. Hujan deras pun bukan alasan untuk pulang. Setiap langkah adalah bentuk nyata perjuangan untuk bertahan hidup.
Di balik semua kesulitan itu, Abah Enjang menyimpan mimpi sederhana:
Ia hanya ingin memiliki usaha kecil di rumah tanpa harus berjalan jauh menjajakan dagangannya.
Ia ingin menikmati masa tua dengan tenang. Tinggal di rumah yang layak, tanpa cemas pada hujan atau angin, tanpa memikirkan apakah sangkar ayamnya terjual atau tidak.

Itulah harapan seorang kakek yang sudah menghabiskan hampir seluruh hidupnya untuk bekerja dan berjuang:
Harapan untuk hidup layak. Harapan untuk beristirahat dengan damai.
Abah Enjang mungkin hanya satu dari sekian banyak pejuang kehidupan di usia senja. Tapi semangatnya adalah pelajaran bagi kita semua : "bahwa selama napas masih ada, perjuangan tidak akan pernah berhenti" .
Disclaimer: dana yang terkumpul akan di gunakan oleh Abah Enjang untuk kebutuhan sehari-hari,modal usaha,dan untuk mendukung penerima manfaat lainya di bawah naungan YAYASAN LENTERA PIJAR KEBAIKAN.
Kakek Penjual Sangkar Ayam Di Ujung Usia
terkumpul dari target Rp 60.000.000
