Bagaimana rasanya bersujud di tempat tak berdinding sehingga angin laut berhembus kencang dari samping dan air hujan menetes dari atap yang seadanya?

Hanya ada kayu-kayu yang terbuka. Tapi justru di sanalah, banyak dari mantan narapidana dan pecandu alkohol kembali belajar bersujud. Ini adalah Masjid Nurul Jihad Mangrove di Dusun Topa, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, sebuah masjid yang dibangun oleh tangan-tangan yang pernah jatuh, tapi kini ingin bangkit bersama. Entah kapan masjid ini akan benar-benar menjadi utuh dan siap digunakan mengingat kondisi ekonomi mereka yang sangat memprihatinkan.

Selama 21 tahun, dusun ini tidak memiliki masjid. 75KK yang hidup di Dusun Topa mayoritas merupakan nelayan dengan penghasilan tak menentu. Mereka terpaksa salat di rumah atau berjalan jauh hingga 2 km untuk ke masjid terdekat. Lansia? Tak sanggup lagi. Anak-anak? Tak ada tempat layak untuk mengaji.

Kami percaya, perubahan di kampung kecil ini bisa menjadi inspirasi. Melalui ini, kami mengajak Ustadz Husein Gaza untuk membantu menyuarakan harapan warga Dusun Topa. Tak hanya dikenal sebagai aktivis kemanusiaan untuk Palestina, Ustadz Husein Gaza juga selalu menunjukkan kepeduliannya terhadap perkembangan Islam di Indonesia. Dalam setiap ceramahnya, beliau selalu menggugah hati umat: untuk bangkit, bertumbuh, dan kembali pada nilai-nilai syariat Islam.

Kini, beliau turut serta dalam perjuangan membangun Masjid Nurul Jihad Mangrove di Wakatobi, masjid sederhana yang dibangun oleh para pemuda, mantan narapidana, dan warga kampung hijrah yang ingin kembali bersujud di rumah Allah. Ustadz Husein bukan hanya membagikan cerita ini. Beliau akan turun langsung ke lapangan, melihat langsung bagaimana perjuangan umat di tempat terpencil untuk bisa kembali ke jalan-Nya.

Mereka kesulitan untuk mewujudkan Masjid Nurul Jihad yang benar-benar berdiri dan siap digunakan. Yuk kita turut wujudkan mimpi saudara-saudara muslim di sana dengan patungan untuk membangun Masjid Nurul Jihad Mangrove. Siap bantu, Sobat?