
Bantu Wujudkan Harapan Kecil Lansia Difabel Disisa Usia
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Di balik hiruk-pikuk kota kecil yang semakin tak peka terhadap suara lirih perjuangan, ada sosok renta yang tetap melangkah dengan semangat yang tak pernah padam. Dialah Mak Ujun, perempuan berusia 80 tahun yang setiap beberapa hari sekali menjajakan kerupuk di pinggir jalan.
Kerupuk itu pun bukan miliknya, ia hanya membantu menjualkan milik orang lain, demi mendapatkan sedikit upah harian.
Sejak lahir, Mak Ujun hidup dengan kondisi fisik yang tidak sempurna. Tangan dan kakinya mengalami kelainan, membuat setiap langkahnya menjadi lambat dan berat. Tapi bagi Mak Ujun, keterbatasan bukan alasan untuk berhenti.
Ia tak bisa berjualan setiap hari karena tubuhnya sering lelah, kadang cuaca tak bersahabat. Namun ketika ia merasa cukup kuat, ia kenakan sandal dari karet bekas buatan tetangganya yang menyesuaikan bentuk kakinya dan melangkah perlahan di bawah terik matahari, sambil menjajakan kerupuk dengan senyum yang selalu tulus.
Bayaran yang didapat pun tak seberapa. Jika beruntung, ia bisa membawa pulang Rp 30.000 – Rp 40.000. Tapi sering kali hanya Rp 10.000, bahkan kadang pulang dengan tangan kosong. Dalam seminggu, penghasilannya jarang menyentuh angka Rp 50.000. Tak ada kepastian, tak ada jaminan ia bisa makan layak esok hari.
Mak Ujun tinggal sendiri di rumah kecil yang sudah rapuh di gang sempit. Dindingnya lapuk, atapnya bocor, tanpa suami, tanpa anak dan tanpa sanak keluarga yang menemani. Hanya tetangga-tetangga baik hati yang kadang datang membawa makanan atau sekadar berbincang menemaninya dalam sepi yang panjang.
Malam hari bukan waktu istirahat yang tenang. Bagi Mak Ujun, malam adalah saat untuk merenung di sudut rumah yang gelap, ditemani suara hujan dan dinding kayu yang berderit. Namun di tengah keheningan itu, masih ada harapan kecil yang ia genggam erat.
“Mak cuma ingin bisa makan enak... nggak tiap hari juga nggak apa-apa. Terus kalau bisa, Mak punya warung kecil di rumah, biar nggak jalan jauh lagi. Kesehatan Mak udah nggak kuat...” ucapnya dengan suara pelan dan mata berkaca-kaca.
Dalam tiap langkah berat dan penghasilan yang jauh dari layak, Mak Ujun tetap berdiri. Ia adalah cahaya kecil di tengah senja, yang mengajarkan bahwa ketabahan tak mengenal usia, dan bahwa harapan, sekecil apa pun, selalu pantas untuk diperjuangkan.
Insan Baik, Hidup Mak Ujun adalah kisah yang mungkin luput dari perhatian banyak orang. Ia bukan tokoh besar, bukan selebriti, tapi perjuangannya mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang kadang dilupakan, ketulusan, kesabaran, dan semangat yang tak hancur meski dunia seperti berpaling.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk modal usaha dan sandang pangan mak ujun. Juga akan digunakan untuk penerima manfaat dan program sosial kemanusiaan lainnya dibawah naungan Amal Baik Insani.

Bantu Wujudkan Harapan Kecil Lansia Difabel Disisa Usia
terkumpul dari target Rp 50.000.000