
Ayah Jadi Badut Tahan Sakit Demi Hidupi Keluarga
terkumpul dari target Rp 100.000.000
Sakit paru-paru dan kondisi lambung yang kerap kambuh menimbulkan sakit, membuat Pak Rohman (33 tahun) dipecat dari tempat kerjanya terdahulu.
Setelah kehilangan pekerjaan dan banting setir menjadi badut jalanan, Pak Rohman selalu kepikiran, “Apakah jadi badut bisa membuat kami bertahan hidup?”.
Bagi sebagian orang, pekerjaan badut jalanan dianggap mengganggu dan hanya mengemis tanpa perjuangan yang lebih. Namun hanya ini yang bisa dilakukan Pak Rohman, sebab baginya, mencari pekerjaan saat ini sangat sulit, apalagi dia memiliki penyakit.
“Makasih jajanannya mas, ini makanan pertama kami dari pagi karena lagi hemat buat bayar uang kosan yang udah nunggak 3 bulan. Istri saya juga baru melahirkan anak ketiga kami, tapi bayinya ketahan di bidan karena saya belum bisa bayar biaya lahiran”, ungkap Pak Rohman.
Kala itu saat bekerja, Pak Rohman sedang ditemani dua anaknya yang masih kecil-kecil. Ketika didatangi, anaknya sedang kesakitan, badannya penuh dengan cacar air dan kedua matanya merah karena sakitnya tidak pernah diperiksa.
Dipecat, kelaparan, nunggak kosan, biaya lahiran tak bisa ditutupi dan anaknya pun lagi sakit, sungguh luar biasa beban yang ditanggung Pak Rohman.
Dalam satu hari, bisa mendapat Rp 30.000 menjadi suatu keberuntungan untuk Pak Rohman. Karena biasanya, dia pulang dengan tangan kosong.
“Pernah anak saya nangis pengen beli susu di minimarket, tapi gak bisa bayar. Untungnya ada orang baik bantuin kami..saya sampai menangis terharu mas, ternyata hidup bisa berubah sedrastis ini”, lanjut Pak Rohman.
#TemanBerbagi, sekeras apapun Pak Rohman berjuang, dia tidak bisa menutupi segala kekurangan kehidupan keluarganya. Dia bekerja sambil menahan sakit paru-paru, rela tidak berobat agar istri dan anaknya tak kelaparan.
Mari kita bantu agar hari ini dan seterusnya, beban keluarga Pak Rohman berkurang dan mereka bisa hidup lebih bahagian dengan cara Klik tombol “DONASI SEKARANG”.

Ayah Jadi Badut Tahan Sakit Demi Hidupi Keluarga
terkumpul dari target Rp 100.000.000