
Sayur yang Tak Laku Menjadi Perjuangan Lansia 71thn
terkumpul dari target Rp 20.000.000
Di usia senja yang tak lagi muda, Abah Sar’an (71) masih terus melangkah, menggendong keranjang penuh sayuran di punggungnya. Setiap pagi, selepas sholat subuh, ia berangkat sambil menyapa tetangga atau bertanya soal cuaca atau kabar keluarga. Baginya, senyum dan sapa itu adalah pembuka rezeki, walaupun langkahnya perlahan karena tubuh yang sudah tak sekuat dulu.
Belasan kilometer Abah tempuh setiap hari, dari gang kecil hingga ke ujung pasar, berharap sayur-sayuran yang ia bawa bisa laku terjual. Namun kenyataannya, hanya dua hingga tiga ikat sayur saja yang sering terjual dalam sehari. “Abah mah inginya keliatan ceria ke pembeli meski sedih juga, buat apa? siapa tahu cocok sama sayur Abah” ucap dengan senyum Abah.
Tempat jualan Abah berpindah-pindah, Kadang di depan warung, kadang di pinggir jalan. Abah duduk bersila, membentangkan dagangannya, sambil menahan rasa pegal di bahu dan kaki yang sering nyeri. “Kalau lagi capek, Abah istirahat dulu sambil nunggu pembeli, semoga ada yang beli” katanya sambil menatap jauh ke jalan.
Setiap sore, Abah pulang dengan sisa dagangan di keranjang. Jika sayur tak habis, maka itulah yang dimasak untuk makan malam bersama keluarga. Hanya dengan keuntungan 20-25 ribu rupiah, tak banyak yang bisa dibeli. Tapi Abah tak pernah mengeluh. Anak Abah kini hanya bekerja serabutan, tak bisa diandalkan penuh. Abah tahu tubuhnya tak sekuat dulu, tapi semangatnya tak pernah luntur.
#TemanBerbagi, jika ada modal Abah ingin sekali memiliki warung untuk beliau bisa berjualan jajanan anak dan sayuran. Selain untuk mendapatkan keuntungan yang lebih layak, dengan tubuhnya yang kini semakin melemah dan renta, Abah ingin sekali berjualan di rumahnya. Yuk bantu wujudkan usaha impian Abah Sar’an

Sayur yang Tak Laku Menjadi Perjuangan Lansia 71thn
terkumpul dari target Rp 20.000.000