
Tanpa Telapak Kaki dan Tangan Perjuangan Abah Otong
terkumpul dari target Rp 20.000.000
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, seringkali kita lupa bahwa di sekitar kita masih banyak sosok yang berjuang tanpa kenal lelah. Salah satunya adalah Abah Otong, seorang Lansia berusia 71 tahun yang setiap hari berkeliling menjajakan celengan keramik. Dengan semangat yang tak pernah pudar, ia menghadapi teriknya matahari dan derasnya hujan demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Setiap pagi, Abah Otong berangkat dari kampung halamannya menuju kota untuk berjualan. "Setiap hari abah ke kota dari kampung kebutuhan sehari-hari," tuturnya. Dalam sehari, ia hanya memperoleh pendapatan sekitar 15 ribu rupiah, yang sebagian besar habis untuk biaya transportasi pulang-pergi. Meskipun hidup sebatang kara, Abah enggan bergantung pada anaknya dan memilih berjuang sendiri.
Dengan kondisi fisik yang terbatas, Abah Otong berjalan kaki tanpa alas sejauh puluhan kilometer. Kakinya yang tidak normal membuatnya harus menahan rasa sakit setiap langkahnya. Sudah puluhan tahun ia menekuni profesi ini, namun seiring perkembangan zaman, dagangannya semakin sepi peminat.
"Dulu abah jualan bisa sampai luar Pulau Jawa, tapi karena sekarang sudah tua juga dan sudah kurang laku, jadi abah jualan yang dekat saja," kenangnya. Meskipun demikian, semangatnya tak pernah surut. Setiap hari, ia tetap berkeliling dengan membawa celengan keramik, berharap ada pembeli yang tertarik.
Kisah Abah Otong mengingatkan kita akan arti perjuangan dan ketegaran. Di usia senja nya, dengan segala keterbatasan, ia tetap gigih mencari nafkah tanpa mengeluh. #TemanBerbagi, di usianya yang sudah menginjak 71 tahun Abah belum bisa merasakan ketenangan di hari tuanya. Jika ada modal, Abah ingin memiliki usaha sendiri di kampungnya agar beliau tidak perlu berjualan keliling jauh untuk mencari makan. Yuk bantu perjuangan Abah meraih kesejahteraan di hari tuanya

Tanpa Telapak Kaki dan Tangan Perjuangan Abah Otong
terkumpul dari target Rp 20.000.000