
Bocah SD Jualan Cilok Demi Obati Nenek Dan Sekolah
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Di antara keramaian jalan dan suara kendaraan yang tak pernah berhenti, seorang anak duduk di samping gerobak cilok kecil. Tangannya mungil, wajahnya polos. Ia tidak menunduk lesu seperti anak yang kelelahan, tapi juga tidak tampak riang seperti anak-anak seusianya.
Namanya Hainun. Usianya baru 8 tahun. Di atas pangkuannya, sebuah buku pelajaran terbuka. Sesekali ia menulis, mencoret angka, atau membaca ulang pelajaran dari sekolah. Di sela teriakan “cilok, cilok!”, ia tidak lupa untuk belajar. Di antara pembeli yang datang dan pergi, ia tetap membaca. Satu halaman demi satu halaman. Karena Hainun percaya, pendidikan bisa mengubah hidupnya.
Ia tahu, jika ingin keluar dari kesulitan dari rasa lapar, dari hidup yang tak pasti maka belajar adalah satu-satunya jalan keluar, ia ingin tetap sekolah, ia ingin pintar, ia ingin suatu hari bisa membahagiakan neneknya, tapi hari-hari itu tidak mudah.
Saat Hainun berusia 4 tahun, ayahnya meninggal dunia. Sejak saat itu, ia tinggal bersama sang nenek satu-satunya keluarga yang ia miliki hingga hari ini. Nenek yang membesarkannya dengan kasih sayang dan kesabaran, menggantikan peran orang tua yang sudah tiada.
Namun, setahun yang lalu, hidup mereka kembali diuji. Nenek didiagnosa mengidap kanker serviks stadium lanjut. Penyakit itu telah menyebar ke ginjal dan anus, kini nenek hanya bisa terbaring di kasur lusuh, menahan sakit yang tak kunjung reda.
Nenek tak lagi bisa bekerja, dan Hainun yang seharusnya bermain dan belajar, kini mengambil alih tanggung jawab itu. Ia mulai membantu menjual cilok milik tetangganya di pinggir jalan, demi satu hal, agar ia bisa membeli obat untuk neneknya.
Saat kami bertanya, “Kenapa kamu jualan sendiri?” Hainun menjawab pelan, “Buat beli obat nenek…”
Penghasilan Hainun dari berjualan hanya sekitar Rp20.000 per hari. Dari uang sekecil itu, ia harus memilih antara makan, membeli obat, atau menyisihkan sedikit demi biaya sekolah.
Tapi ia tidak pernah berhenti belajar. Ia tidak pernah berhenti berharap “Aku pengen nenek sembuh. Aku pengen sekolah terus. Aku pengen hidup yang lebih baik.” Itu bukan impian yang muluk, itu adalah doa sederhana dari seorang anak yang tidak ingin kehilangan satu-satunya orang yang ia miliki di dunia ini.
Ia berusaha sekuat tenaga berjualan, belajar, merawat, berdoa agar neneknya bisa terus hidup.
Agar rumah kecil mereka tetap terasa hangat, meski berat.
Insan Baik : Mari bantu Hainun melanjutkan hidup, bukan hanya bertahan. Karena tidak ada anak yang seharusnya menanggung seberat itu di usia sekecil ini. Jadilah bagian dari masa depan Hainun.
Disclaimer : Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk biaya Pendidikan, sandang pangan, pengobatan neneknya Hainun. Juga akan digunakan untuk penerima manfaat dan program sosial lainnya dibawah naungan Amal Baik Insani.

Bocah SD Jualan Cilok Demi Obati Nenek Dan Sekolah
terkumpul dari target Rp 50.000.000