
Derita Kanker Mata tiap menangis mata Khalila berdarah
terkumpul dari target Rp 50.000.000
Kanker menggerogoti matanya hingga Khalila tak bisa melihat. Sayang, hanya berbekal pinjaman dari saudara sebesar 50-100 ribu, ibunya tak mampu membawa Khalila berobat intensif ke RS yang jaraknya jauh dari Rumah Khalila yang berada di Bogor..

Sebelum monster jahat menyerang Khalila,senyumannya selalu menghiasi wajahnya. Ia sering sekali bermain bersama dengan keluarga. Setiap harinya dilalui dengan ceria penuh dengan canda tawa dengan Ayah,ibu,dan teman-teman Khalila.
Orangtua Khalila juga senang sekali dengan keceriaan buah hatinya. Dengan penuh sayang, mereka selalu menemani Khalila. Dipeluk dan diusapnya Khalila setiap hari, diajak bermain kesana kemari,sering bercerita dongen anak,ini menandakan bahwa mereka amat sangat menyayangi Khalika.

Namun, semua hilang ketika monster jahat bernama KANKER menggerogoti mata kanan dik Khalila.
Semula tidak ada yang tahu bahwa sebuah bercak putih di mata Dik Khalila adalah cikal bakal sel kanker. Sampai ketika berumur 1 tahun, Dik Khalila demam,kejang terus matanya memerah dan terus mengeluarkan air mata. Sampai pada satu titik Khalila dibawa ke dokter umum karena mata merah Khalika terus mengeluarkan air dan bengkak,akhirnya dokter menyarankan untuk dibawa ke Dokter Spesialis mata
Selama beberapa hari,mata Dik Khalila memerah dan bengkak sampai matanya sulit terbuka. Ia terus menangis kesakitan. Sampai lebih dari satu minggu kemudian, mata Dik Khalila akhirnya bisa terbuka namun muncul bercak darah beku di matanya. Bengkaknya pun tidak kunjung menyusut.

Khawatir kondisi anaknya yang tidak juga membaik, orang tua Khalila langsung membawanya ke rumah sakit. Ternyata Khalila mengidap penyakit Retinoblastoma yang sudah parah hingga sudah berujung kanker.
Dokter mengatakan,Khalika harus secepatnya dioperasi karena kondisi luka di matanya kanan nya yang sudah parah. Namun terpaksa orangtua Khalika harus menunda jalannya operasi. Karena dari mana mereka bisa mendapatkan biaya operasi yang tidak murah juga orangtua Khalila yang harus mempersiapkan diri ketika matak kanan Khalila harus diambil.
"Saya sudah siap bu kalau mata anak saya harus diambil,kasian anak saya kalau tidak punya mata,tapi sekarang kondisinya sudah seperti ini saya harus tega untuk khalika kehilangan mata kiri nya."-ibu khalila

Khalika sering menangis karena kesakitan,dan menahan perihnya luka kanker di mata,bahkan tak jarang darah pun mengucur dari mata Khalila yang membasahi baju Khalila.
Sahabat,orangtua mana yang tega melihat buah hatinya menderita?
Ayah Khalika banting tulang cari pekerjaan tambahan demi bisa membiayai pengobatan Khalila. beliau bekerja menjadi kurir paket dengan penghasilan tidak menentu,dan jauh dari kata cukup.
Sedangkan ibu khalila selalu menunggui khalika di rumah. Tanpa Ibunya,Khalila akan sulit untuk melakukan apa-apa dan terus menjerit kesakitan. Ke mana lagi ia harus memeluk mencari pertolongan, selain dekapan hangat Ibunya?

Usia Khalika masih sangat kecil untuk merasakan sakit yang luar biasa. Jangan biarkan ia terus menderita dan menjerit putus asa. Mari berikan harapan sembuh untuk Khalila dengan ikut patungan biaya pengobatan Khala ke Rumah Sakit.
Derita Kanker Mata tiap menangis mata Khalila berdarah
terkumpul dari target Rp 50.000.000
