Matahari menyorot punggung paruh baya yang sedang membersihkan gulma itu. Senja usia tergambar dari keriput wajah dan lelahnya. Susah payah terlihat dari legam dan kasar tangannya. Namun, di balik semua itu ada tangis yang tak bisa diungkapkan.

Beliau Bah Dedeng (62), tukang kebun serabutan yang dituntut juang keras oleh keadaan. Anaknya, Nanang (43) terbaring lumpuh karena kecelakaan yang terjadi 6 tahun lalu. Sumsum tulang belakang Nanang mengalami cedera parah dan butuh untuk terus diobati.

Beberapa kali pengobatan pernah Nanang jalani, tetapi belum menunjukkan hasil yang pasti. Diperparah dengan kakinya yang melepuh akibat luka seperti diabetes. Keadaan tersebut dengan tabah dijalani dengan sedih yang terus menghampiri.

Jerit dan air mata kesakitan seringkali menjadi teman keseharian Nanang dan Bah Dedeng. Kala sakit datang, tak banyak yang bisa mereka lakukan. Kaku badan Nanang terus mengikat, harap cemas tentang pengobatan layak terus dielukan agar kesembuhan dapat diupayakan.

Penghasilan Bah Dedeng sangat tidak menentu, jika ada yang membutuhkan jasanya paling besar dalam sehari 50 ribu yang beliau miliki. "Sedih sebenarnya, usaha sendiri buat kesembuhan anak saya tapi hasilnya belum baik.. Cuma bisa berdoa sambil ikhtiar semoga ada jalan terbaik biar anak saya bisa berobat lagi..", Bah Dedeng mengadu dengan sedih yang tak bisa disembunyikan.

Banyak lelah yang beliau pasrahkan, banyak asa yang beliau sembunyikan. Ketidakpastian kehidupan membuat Abah ingin memiliki usaha yang layak agar dapat membawa Nanang menjalani pengobatan.

Insan Baik, dua insan sedang berjuang melewati deru cobaan kehidupan. Upaya Bah Dedeng terbatas usia senja untuk membawa Nanang berobat. Perjuangan mereka bukan hal yang mudah. Maukah bersama memikul beban mereka agar menjadi lebih ringan?

Disclaimer: Donasi yang terkumpul akan disalurkan untuk operasional pengobatan, modal usaha dan santunan sandang pangan bagi Nanang serta Bah Dedeng. Sebagian donasi juga akan disalurkan untuk penerima manfaat lain di bawah naungan Amal Baik Insani.